Menjadi Islam yang Kaffah bukanlah sesuatu yang sulit bagi yang mau dan mampu menerapkan ajaran Rasullullah dalam kehidupan sehari-hari, Islam adalah agama yang damai, Islam adalah agama yang Bersih, mulailah dari lingkungan terdekat yang dapat kita sentuh yaitu Keluarga.
Damai
Suatu kondisi tenang yang dapat dirasakan seseorang baik itu dalam tubuh maupun diluar tubuh.
dan itu dapat dicapai dan diusahakan oleh seseorang dengan berbagai cara, dan cara yang paling mudah dan simpel adalah mendekatkan diri dengan Allah, SWT Tuhan Yang Maha Esa.
Dekat Lahir dan Batin, dekat Lahir diartikan Setiap Gerakan Tubuh dari ujung rambut hingga Ujung Kuku Kaki adalah beribadah kepada Allah dan dekat Batin diartikan tiada yang lain dalam Hati dan Fikiran kecuali Allah.
Yang kotor dapat dibersihkan.
HAQIQAT LATIFAH 7
Di dalam ajaran thariqah kita akan mengenal istilah Istighfar 14 (empat belas) Tempat
yaitu istighfar yang dikhususkan pada empat belas tempat lahir dan batin pada
diri manusia yang terdiri dari 7 tujuh) tempat lahir yaitu : Mata,telinga,
hidung, mulut, tangan, kaki, syahwat dan perut dan 7 (tujuh) tempat batin yaitu
:
1)
Latifatul Qalby letaknya berada dua jari di bawah
susu kiri, di sinilah letak sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahyulan, dan
sifat-sifat iblis. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi
Iman,Islam, Ihsan, dan Ma’rifat.
2)
Latifatur-Roh letaknya berada dua jari dibawah
susu kanan, disinilah letak sifat binatang jinak (bahimiyah) yaitu sifat-sifat
menuruti hawa nafsu. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak
istighfar maka akan membuang sifat-sifat tersebut di atas sehingga hidupnya tidak
menuruti kehendak hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan namun selalu
berada di dalam ketaatan kepada Allah SWT.
3)
Latifatus-Sirri letaknya berada dua jari di atas
susu kiri, disinilah letak sifat binatang buas
(syabiyah) yaitu sifat dhalim, pemarah, pendendam. Jika latifah ini selalu disucikan
dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.
(syabiyah) yaitu sifat dhalim, pemarah, pendendam. Jika latifah ini selalu disucikan
dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.
4)
Latifatul-Khafi letaknya berada dua jari di atas
susu kanan, disinilah letak sifat-sifat pendengki,khianat (sifat syaithaniah).
Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar makaakan terisi
sifat syukur dan sabar.
5)
Latifatul-Akhfa letaknya berada di tengah-tengah
dada, disinilah letak sifat-sifat rabbaniyah,
yaitu sifat-sifat riya’, sombong, membanggakan diri, memamerkan kebaikan diri (takabur, ujub,sum-a). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat-sifat ikhlas, khusyu’, dan tawadhu’.
yaitu sifat-sifat riya’, sombong, membanggakan diri, memamerkan kebaikan diri (takabur, ujub,sum-a). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat-sifat ikhlas, khusyu’, dan tawadhu’.
6)
Latifatun-Nafsu Natiqo letaknya berada antara dua
kening, disinilah letak “nafsu amarah” yaitunafsu yang selalu mendorong kepada
kejahatan.Jika latifah ini selalu disucikan dengan
memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.
memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.
7)
Latifatul-Kullu Jasad yang mengendarai seluruh tubuh
jasmani, disinilah letaknya sifat jahil
(bodoh) dan ghaflah (malas beribadah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi ilmu dan amal.
(bodoh) dan ghaflah (malas beribadah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi ilmu dan amal.
Adapun cara beristighfar untuk ke-14 (empat belas) tempat sebagaimana
tersebut diatas yaitu
dengan cara membaca “Astaghfirullahal’adhiim min kulli dzan bin wa-atuubu ilaih” kepada masing-masing tempat baik lahir maupun bathin sambil menghayati keluarnya kotoran-kotoran
dosa yang berada pada tempat tersebut. Kalau di dalam bimbingan dzikir yang dilaksanakan di
Majelis Ta’lim dan Zikir Nur Al-Mu’min setelah membaca 14 istighfar tersebut di atas selanjutnya ditutup dengan membaca “Sayyidul Istighfar” atau Penghulu Istighfar sebagai berikut :
dengan cara membaca “Astaghfirullahal’adhiim min kulli dzan bin wa-atuubu ilaih” kepada masing-masing tempat baik lahir maupun bathin sambil menghayati keluarnya kotoran-kotoran
dosa yang berada pada tempat tersebut. Kalau di dalam bimbingan dzikir yang dilaksanakan di
Majelis Ta’lim dan Zikir Nur Al-Mu’min setelah membaca 14 istighfar tersebut di atas selanjutnya ditutup dengan membaca “Sayyidul Istighfar” atau Penghulu Istighfar sebagai berikut :
“Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha
illa anta khalaqtanii wa ana abduka wa ana ‘aala ahdika wa
wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’ma tika ‘alayya wa
abuu-‘u bidzambii faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta”)
Artinya : “Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya
Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat
tenaga untuk setia memegangangjanji (‘ahad)- Mu.Aku berlindung kepada-Mu daripada
kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah
Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena
sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau.”)
wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’ma tika ‘alayya wa
abuu-‘u bidzambii faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta”)
Artinya : “Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya
Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat
tenaga untuk setia memegangangjanji (‘ahad)- Mu.Aku berlindung kepada-Mu daripada
kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah
Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar